Halo, teman-teman pembaca! Apa kabarnya nih? Semoga dalam keadaan yang baik yaaa!
Hari ini, penulis mau bercerita mengenai perjalanan ke Semarang untuk pertama kalinya. Ya, pertama kalinya. Agak aneh sih memang, penulis yang sudah dua tahun lebih menjalani perkuliahan, namun baru pertama kali kemarin ke Semarang. Semua ini karena keadaan yang menuntut harus serba online kan. Dan, wkwkw juga karena penulis saking anak rumahannya dan saking malesnya untuk sekadar main jalan-jalan ke Semarang.
Oke, jadi Rabu kemarin, tepatnya tanggal 24 Juli, penulis diajak oleh bapak penulis nih untuk survei tempat kost di Semarang. Jujur penulis sangat excited, maklum, pertama kali bosss. Pengen cepat-cepat hafal jalan KP-Semarang supaya bisa cepet-cepet pulang kalau besok weekend di masa kuliah.
Lewat Nanggulan kan ya, nah ternyata, perjalanannya ga lancar-lancar banget, nah, pas sampai Nanggulan, strength motor penulis putus. Motor matic memanfaatkan strength sebagai alat yang akan menyalurkan putaran dari mesin ke roda, jadi, ketika putus, gaada yang menyalurkan putaran ke roda, alhasil walaupun mesin sudah di gas poll, motornya tidak bisa jalan karena rodanya ga jalan wkwkw. Tapi penulis dan bapak penulis tetap bersyukur, karena alhamdulillah strenght putus di jalanan yang relatif datar. Coba saja kalau pas di jalanan menanjak, bisa-bisa jatuh terperosok ke jurang di samping jalan. Setelah mencari bengkel untuk mengganti strenght, akhirnya penulis melanjutkan perjalanan.
Singkat cerita, penulis sudah sampai daerah kompleks Universitas Diponegoro. Saat itu penulis mengajal bapak penulis untuk berkendara lewat gedung yang akan penulis tempati saat perkuliahan, yaaa setidaknya bisa dijadikan patokan nyari tempat kost yang deket gituu.
Setelah melewati gedung Teknik Komputer, lalu penulis dan bapak penulis nyari makan dulu di sekitaran Baskoro, ya sekalian nanya-nanya, apakah masih ada kost putra yang tersisa gitu. Penulis makan di warung tegal. Seperti warung tegal pada umumnya, tempat makan ini terasa padat namun suasananya nyaman. Oiya, setelah nanya ke pemilik warung, katanya daerah Baskoro udah penuh semua, katanya kami sudah terlambat untuk nyari kost di daerah Baskoro. FYI, daerah Baskoro ini memang sangat dekat dengan kompleks Universitas Diponegoro, wajar saja jika sudah habis.
Setalah berbincang-bincang lebih lanjut, penulis memutuskan untuk menghubungi kontak tempat kost yang sudah penulis dapatkan lewat Facebook, namun karena pemilik kost-nya ternyata susah dihubungi, akhirnya penulis memutuskan untuk nyari layaknya door to door. Beruntung sekali penulis bertemu dengan Pak Joko, warga lokal Sirojuddin yang baik sekali, dan menawarkan banyak opsi kost yang masih tersedia di daerah Sirojuddin. Dan ketemulah yang cocok. Udah deh gass dp dulu.
Setelah banyak berbincang dengan pemilik kost yang ternyata merupakan marbot maskam Undip, penulis mencari tempat untuk istirahat dan sholat dhuhur karena waktu memang sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB.
Penulis beristirahat di daerah Ungaran. Selain sholat, bapak menyempatkan membeli oleh-oleh umbi madu untuk mamak di rumah. Lalu, kami pun pulang. Dan di tengah perjalanan pulang, tanpa sadar, kami kelewat satu belokan dan akhirnya tiba-tiba ketemu gerbang, “Selamat Datang di Salatiga” wkwkwkwk, kebablasen sampai Salatiga wehhhh. Ya gapapa sih, sekalian jalan-jalan lewat Kopeng dan beli mie ayam bathok di Salatiga, cuman ya jadi jauh ajaaa.
Sudah, begitu tadi pengalaman penulis pertama kali
menginjakkan kaki di Semarang. Kota yang akan penulis tempati selama paling
tidak dua tahun ke depan. Semoga betah!
Komentar
Posting Komentar