When we talk about
politics and the cold war, I will describe it in one word; horrible. Because
there is no end to this, all countries, especially the leading countries
(United States vs. Russia) will compete to gain profits, even if they have to
oppress small countries.
Likewise with what
happened in Afghanistan. And in Afghanistan, involving the Taliban fighters, it
adds to the complexity. Many civilians, women, and even innocent children
became victims of the cruelty of this war.
I once read book by
Khaled Hosseini; The Kite Runner and A Thousand
Splendid Suns (I highly recommend these two books, fantastic books),
which perfectly depict the suffering of innocent civilians in the midst of the
war that swept their country.
But, what actually
happened in afghanistan, this is my opinion.
Tentu apa yang
terjadi di Afghanistan tidak bisa lepas dari sejarah long long time ago. Tapi
mungkin aku akan mulai dari Desember 1979, di mana Uni Soviet kala itu melihat
kesempatan untuk menduduki Afghanistan yang sedang tidak stabil.
Uni Soviet
melancarkan invasi dengan pasukan berjumlah besar, dan akhirnya mereka berhasil
menduduki kota-kota di Afghanistan, termasuk Kandahar dan Ibu Kota Afghanistan,
Kabul. Kawasan-kawasan yang belum berhasil diduduki adalah kawasan pegunungan,
karena kawasan tersebut menjadi basis pasukan mujahidin Afghanistan dengan
taktik perang gerilyanya. Merasa kesulitan menghadapi pasukan gerilya
mujahidin, akhirnya Uni Soviet mensupport pasukannya dengan bantuan udara. Hal
ini membuat mujahidin kualahan (yaiyalah kalah senjata, soviet pake helikopter
ya enak banget).
Mengetahui hal
tersebut, Amerika Serikat yang sebelumnya emang udah support senjata untuk
Afghanistan, akhirnya menambah support rudal yang bisa nembak helikopter,
selain itu, Amerika Serikat juga ngasih pelatihan militer buat Afghanistan.
Dengan bantuan
rudal tadi, mujahidin mampu melawan dan membuat Soviet kualahan, Soviet banyak
kehilangan helicopter tempur dan banyak pasukannya. Uni Soviet terus melakukan
support, namun yang terjadi masih sama, bahkan Soviet mengalami kemerosotan
ekonomi.
Karena merasa sudah
susah, Soviet mau menandatangani perjanjian bersama Amerika, Pakistan dan
Afghanistan, yang isinya adalah untuk menarik mundur pasukan masing-masing dan
keluar dari wilayah Afghanistan. Dan dampak dari kemerosotan ekonomi Soviet
ditambah konflik internal, Soviet pecah menjadi 15 negara dengan negara
terbesar adalah Russia.
I don't want to
make this post any longer (because it's already really long), so I'll continue
it in the next post. ty.
Komentar
Posting Komentar