Complexity

I call it “A lot of complexity that happen lately (((literally a lotttt)))” which make me feel sho sho stressed out, BUT also make me realize that I am alive.

A story..

“Capek.” Tiba-tiba Assa menyeletuk.

Galang menjawabnya dengan santai,“Berapa kali muter lapangannya?” Bahkan matanya masih terfokus pd game PES yang ada di hpnya.

“Hah?! Kok lapangan?”

“Iya katamu satu-satunya hal yang bisa bikin kamu capek adalah olahraga keliling lapangan 3 kali ketika ditugaskan pak guru waktu sma dulu.”

“Galang!! Bukan itu, lagian aku ngomong itu juga cuman bercanda.”

“Tapi kamu nggak ngomong kl itu cuman bercanda.”

“Ya emang kl bercanda harus ngomong dl, “Eh aku bercanda lo, eh tadi aku bercanda?”, gitu?”

“Hmm, yaudah kenapa? Sok atuh ngomong.” Galang memasukan hpnya ke saku dan menyeruput teh sisri gula batu di meja warmindo itu.

“Ya capek aja.. perasaan kok tugas tuh ga ada habisnya ya, blm lg nanti ada kegiatan organisasi, terus ada drama-drama yg lain. Pokoknya tuh kayaknya hidup tuh beraatt banget. Gimana ya, Lang.. biar nggak capek dan ngga kebanyakan ngeluh.”

“Kok gitu? Kamu kan manusia.”

“Maksudnya?”

Galang lalu mengarahkan pandangannya ke Assa yang sedang kebingungan, “Iyaa, aku mungkin nggak tahu seberapa sering kamu menangis diam-diam, seberapa sering kamu menunggu adek atau bapak dan ibu tidur hanya untuk "diam-diam" menangis, tentang apapun itu. Seberapa sering kamu balik kanan balik kiri di kasurmu, dengan pikiran yang entah berselancar ke mana, istilahnya mungkin.. gelisah, atau aku juga sering menyebutnya overthinking.”

Assa masih berusaha mencerna omongan Galang, tapi Galang segera menyambungnya, “Tapu aku yakin kamu membentuk dirimu dengan sangat baik, Assa. Banyak hal yang terjadi, dan apapun itu, kamu yang sekarang sangat menggambarkan bahwa kamu selalu mampu menyikapi hal-hal itu dengan sangat baik.”

“Lang?”

“Dan untuk merasa capek dan merasa satu-satunya hal indah yang bisa dilakuin adalah menyerah, itu ngga papa, Assa.. its totally fine, itu jatah kamu sebagai manusia, ok?”

Assa hanya terdiam, terdiam sambil mengamini perkataan Galang. Setidaknya untuk sekarang, ia dapat merasa lebih baik setelah mendengar perkataan Galang tadi.

“Mksh y, Lang”

“Rehat is a must!”

 

 

 

Komentar