Kenapa Terburu-Buru?

Jum'at malam, teras rumah penuh dengan kawanku yang mabar liga game sepak bola di laptop. Wiwit si penggila PSG, Irfan yang kalau nggak Bayer Munchen nggak mau, Doni si Messi centris alias doi Culess broo, Dicky si penggila sepak bola cantik a la Arsenal, pun Ahmad yang selalu beralasan cideranya Cristiano Ronaldo dan Dybala jika Juventus yang ia pegang kalah. Di circle teman se-dusun ini, mungkin aku yang paling sering ter-bully, ya...karena aku Emyuuu... wkwk canda-canda. 

Oiya, teras rumahku juga ada warung gorengan dan es tehnya, atau orang-orang akan lebih familiar dengan nama "angkringan". Malam itu hanya sepiring gorengan mendowan dan kepala ayam yang tersisa di meja dengan panjang 2x1 meter yang diapit dua kursi di kedua sisi panjangnya. 

Sambi menunggu jatah bermain, aku menjelajahi dunia maya, melihat postingan-postingan di media sosial. Tiba-tiba suara gelas berisi susu hangat yang tersenggol Doni saat saking girangnya memasukkan gol memecah konsentrasiku yang sedang menyimak cerita di Instagram-mu. Sejenak kubiarkan aroma rokok gudang garam surya milik Wiwit memasuki hidungku, sebelum kembali terfokus pada layar hp yang masih ku hold di ceritamu. Jujur, ada perasaan senang sekaligus takut saat melihatnya.

Teruntuk dirimu, perempuan kuat dan tegar yang aku kenal, kenapa harus terburu-buru?

 

 

Komentar